Jumat, 04 April 2014

tutorial membuat gantungan dari plastisin (kepala bebek)


Haiiiiii !!!,

Kali ini gw mau berbagi sedikit pengetahuan yang gw punya, ke kalian tentang cara bikin gantungan dari plastisin. Semoga tutorial ini bisa bermanfaat dan membantu kalian yang mungkin ingin belajar membuat plastisin. Sebenarnya jika kalian ingin berkreasi lebih lanjut, plastisin ini tidak hanya bisa dijadikan gantungan saja. Tetapi, bisa dijadikan pajangan (patung), pelengkap atau penghias bingkai, tempat tisu, dll. Ok daripada gw cuap-cuap mulu, mending langsung aja ini dia tutorialnyaaa !!!

Bahan : 1. Tepung beras
            2. Tepung terigu
            3. Tepung tapioka
            4. Lem putih (fox)

Note : biasanya tiap kali gw bikin plastisin ngga pake tepung tapioka. Tapi, aslinya plastisin pake tepung itu juga.

Alat : 1. Gantungan kunci
         2. Pewarna
         3. Lem uhu

Steps :



1. Campurkan semua bahan, uleni hingga rata dan juga hingga adonan tidak hancur atau lengket di tangan. Pisahkan adonan hingga menjadi beberapa bagian karena nanti akan diberikan warna yang berbeda-beda.




2.  Beri pewarna secukupnya dan uleni adonan sampai warnanya tercampur rata.




3.  Lakukan hal yang sama pada adonan yang lain, sehingga jadi seperti gambar yang ada di atas.




4. Bentuklah adonan tadi menjadi betuk seperti gambar yang ada di atas.




5. Susunlah bentuk-bentuk tadi hingga seperti ini.




6. Terakhir, beri gantungan di puncak kepalanya. Gantunganpun selesai dibuat !!!



Gimana?? Gampangkan buatnya? Oh ya gw juga punya beberapa foto  karya gantungan plastisin gw yang lain. Ini diaaaa !!!

 






Pidato Bertemakan Sumpah Pemuda


Haiii postingan kali ini gw mau ngasih contoh ke kalian pidato mengenai ‘’sumpah pemuda’’. Ok ini diaaa, Semoga bermanfaat !!!



Assalaamu’alaium Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Yang terhormat Kepala SMPN 98 Jakarta, Ibu Hj. Ida Farida M.pd
Yang saya hormati Wakil Kepala SMPN 98 Jakarta, Bapak Sri Puwarta S.pd
Yang saya hormati Kepala Tata Usaha, Ibu Suryatmi S.E
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru dan Para Staf
Serta para siswa SMPN 98 yang saya banggakan

          Puji syukur kita panjatkan kapada Tuhan yang Mahakuasa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, pada pagi yang cerah ini kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat walafiat. Sehinggga kita dapat memperingati Hari Sumpah Pemuda. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mewakili teman-teman dalam memberikan pidato mengenai Sumpah Pemuda.

          Sumpah pemuda adalah satu tongkak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Yang dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928, hasil rumusan dari kerapatan pemuda-pemudi atau kongres pemuda II Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai daerah dan wakil organisasi. Semangat pemuda dari berbagai daerah Indonesia saat itu membentuk sebuah kesepakatan bersama yang dinamakan deklarasi sumpah pemuda. Isi dari deklarasi tersebut yaitu :
1. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia.
3.Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

          Dapat disimpulkan isi dari sumpah pemuda tersebut mengandung arti cinta tanah air, cinta pada bahasa persatuan, dan cinta pada bangsa Indonesia. Prinsip Bhineka Tunggal Ika tercemin jelas dari nilai-nilai yang dijunjung saat memperingati Hari Sumpah Pemuda. Walau Indonesia memiliki berbagai suku bangsa,  bahasa, adat istiadat, agama dan kepercayaan tetapi tetap satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa yaitu Indonesia.

          Sebagai generasi muda seharusnya kita meneladani peristiwa Sumpah Pemuda tersebut dengan cara bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bangga memakai produk dalam negeri, bangga memiliki kewarganegaraan Indonesia, dan bertoleransi dalam bersosialisasi.

          Demikian hal-hal yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Apabila ada tutur kata yang tidak benar atau bahkan atau bahkan perasaan hadirin, saya mohon maaf

Wassalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Kamis, 03 April 2014

10 fakta tentang Taylor Swift + gambar

Hai swifties !!! Postingan kali bakal ngebahas fakta-fakta mengenai Taylor Swift dan juga postingan kali ini aku dedikasikan untuk kalian. Semoga suka !!!

1. Mempunyai nama asli Taylor Alison Swift. Nama ayah Scott Swift. Nama ibu Andrea Swift, dan mempunyai satu adik laki-laki bernama Austin Swift.



2. Beda usia Austin dan Taylor adalah 2 tahun 3 bulan



3. Taylor adalah orang yang pertama kali mengajari Austin bertepuk-tangan



4. Taylor menangis ketika Austin pergi untuk kuliah



5. Kalo Taylor lagi punya masalah dan butuh teman curhat, dia bakal mendatangi Austin



6. Para figuran di video musik "The Story of Us" itu temen-temennya Austin



7. Taylor dan sahabatnya, Abigail Anderson pernah datang ke kampusnya Austin dengan menyamar, tapi akhirnya mahasiswa disana tau kalo ada Taylor Swift di kampus mereka.



8. Austin sering menemani Taylor pergi ke acara award.



9. Awalnya banyak publik yang ngira kalo Austin itu pacarnya Taylor



10. Lagu meanditujukan untuk semua orang yang mem-bully nya






Sumber : 1. Google.com
             2. http://officialtaylorswiftindonesia.blogspot.com/2013/03/taylor-swift-facts-taylor-and-brother.html

Ayah (kata-kata mutiara & puisi)


Ayah adalah seseorang yang merupakan penompang keluarga, sosok tegar nan tangguh dalam bejuang demi keluarga. Ayah adalah sosok yang menjadikan anak-anaknya merasa kuat karena merasa punya tempat untuk bersandar. Jika ibu lebih bersahaja dan sangat perasa, maka ayah identik dengan kesannya yang tegas dan berwibawa. Dengan sikapnya yang demikian, ayah mengajarkan kepada anak-anaknya tentang nilai disiplin. Seseorang yang selalu siap saat kita terjatuh untuk memberikan tangannya agar kita segera bangkit lagi~



Ok postingan kali ini gw dedikasikan untuk para ayah di luar sana yang selalu berjuang untuk keluarganya, dan juga khususnya untuk ayah gw sendiri. Gw juga akan memposting puisi yang berjudul ''Ayah" yang waktu itu dibikin buat tugas bahasa indonesia. Oh ya makasih juga buat nada yang udah bantuin gw bikin puisinya. Ok langsung aja cekidot !!!


Ayah

Kasih yang kau cari
Demi perempuan sang bidadari
Di kejar waktu kau berlari
Liku kehidupan nan misteri

Seorang pangeran gagah delima
Bertarung diri umur muda
Dengan kehidupan yang percuma
Jadilah sang laksana

Bagai angin menghembus awan
Engkau ajukan semua lawan
Beranikan diri bagai pahlawan
Berakitlah bidadari yang menawan

Lahirlah daku ke muka bumi
Sesuci air sungai yang berlari
Disayang daku sang buah hati
Kan kubalas dengan sang mentari

Besar sudah fisik sang putri
Dibiayai kasih sang Ilahi
Wahai ayah luluhkan hati
Terima kasih atas hidup memberi isi



Hai guys kali ini aku mau ngepost salah satu tugas ku mengenai ''Iman Kepada Qada dan Qadar". Daripada hanya disimpan di flasdisk, jadi lebih baik aku share ke kalian aja siapa tau bermanfaat. Ok langsung aja cekidot !!!



Iman Kepada Qada dan Qadar



Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun Iman yang ke- enam dan harus diyakini     kebenarannya oleh setiap muslimin dan muslimat. Iman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari lebih popular dengan sebutan takdir. Iman kepada Qada danQadar artinya percaya dan yakin bahwasahnya Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semuanya makhlukNya termasuk segala sesuatu meliputi semua kejadian yang menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berupa hidup atau mati, baik atau buruk, kemunculan atau kemusnahan.

A.   Pengertian Qada dan Qadar

Menurut bahasa Qada memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut istilah, qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati, dan seterusnya. 

Menurut bahasa, Qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Qadar disebut juga dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang, maupun akan terjadi.


B.   Takdir (Qada & Qadar)

Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia.
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.

Takdir dibedakan menjadi dua, yaitu :

·        Takdir muallaq 
Yaitu qada dan qadarnya Allah yang masih digantungkan pada usaha atau ikhtiar manusia. Suatu contoh seseorang ingin kaya, pintar, sehat dan lain lain ini harus melalui proses usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Sesuatu yang tidak mungkin semuanya itu diperoleh tanpa adanya ikhtiar. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
وَاَنْ لَّيْسَ لِلاِ نْسَانِ اِلاَّ مَاسَعَى (۳۹وَاَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرى 
Artinya : “Dan bahwasannya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang diusahakan. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian akan diberi balasan yang paling sempurna”. (QS. An- Najm : 53/39-40)
اِنَّ اللهَ لاَيـُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنـْفُسِهِمْط 
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan (nasib) suatu bangsa sehingga bangsa itu mau mengubah keadaan (nasib) yang ada pada mereka sendiri”. (QS. Ar- Ra’du : 13/11)

·        Taqdir mubram 
Yaitu qada dan qadarnya Allah swt yang sudah tidak dapat diubah lagi oleh manusia, walau ada ikhtiar dan tawakkal. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ  فَاِذَاجَاءَاَجَلـُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَ 
Artinya : “Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun  dan tidak dapat pula memajukannya”. (QS. Surat Al- A’raf : 7/34)
Semua yang kamu lakukan selanjutnya harus dipasrahkan kepada Allah swt, karena Allah swt adalah zat yang mengatur dan menentukan segala sesuatunya. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
وَعَلىَ اللهِ فـَتَوَكَّلُوْا اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ 
Artinya : “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al- Maidah : 5/23)


C.    Dalil – Dalil Tentang Beriman Kepada Qadha dan Qadar

Ø Q.S Ar-Ra’d ayat 11 :

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Ø Q.S Al-A’laa ayat 3 :

وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ

Artinya :"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.”


Ø Q.S Al-Ahzab ayat 38

وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا

"…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku." [Al-Ahzab/33 :38]


D.   Ciri-ciri Beriman Kepada Qada dan Qadar

Seorang muslim yang percaya akan adanya ketentuan Allah swt pastinya memiliki tingkat ketaatan yang tinggi. Karena ketentuan Allah swt menyangkut hidup di dunia dan di akherat. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadarnya Allah swt adalah :
1.     Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala larangan Allah swt
2.     Berusaha dan bekerja secara maksimal
3.     Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa
4.     Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai kebahagiaan hidup di akherat
5.     memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt
6.     bersabar dalam menghadapi cobaan
7.     Menyadari dan menyakini bahwa segala apa yang diperoleh dan dialami oleh manusia baik berupa nikmat ataupun musibah pada hakikatnya merupakan ketentuan dan kehendak Allah, yang telah tertulis dalam buku induk (lauh Mahfuz), yang sesuai pula dengan ilmu Allah Yang Mahaluas  lagi Mahasempurna.
8.     Selain itu orang yang beriman kepada qada dan qadar (takdir), tentu akan menyadari bahwa nikmat dan musibah itu hakikatnya merupakan ujian dari Allah SWT.
9.     Orang yang beriman kepada takdir menyadari bahwa ia tidak mengetahui apa yang akan menimba dirinya, apakah bencana ataukah nikmat. Kewajiban manusia ialah berikhtiar dan bertawakal agar memperoleh nikmat dan terhindar dari bencana.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai ikhtiar dan tawakal, sebagai tanda-tanda keimanan kepada qada dan qadar (takdir).

a.     Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi.
Islam melarang setiap pemeluknya untuk menganut fatalisme, yaitu paham atau ajaran yang mengharuskan berserah diri pada nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai dan ditentukan oleh nasib. Fatalisme adalah paham yang keliru, menyimpang dari ajaran tentang iman pada takdir, penghambat kemajuan dan penyebab kemunduran umat.
Diantara cara-cara yang harus ditempuh agar suatu usaha berhasil adalah sebagai berikut:
§  Menguasai bidang usaha yang dilaksanakannya.
§  Berusaha dengan sungguh-sungguh.
§  Melandasi usahanya dengan niat ikhlas karena Allah.
§  Berdoa kepada Allah agar memperoleh pertolongan-Nya.
Dalam surah yang lain, Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan bahwasanya seseorang manusia tiada memperoleh selain apa yag diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian dia akan diberi balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu). (Q.S. An-Najm, 53: 39-42)

b.     Tawakal
Setiap muslim/muslimah yang betul-betul beriman kepada takdir, selain wajib untuk berikhtiar, juga wajib bertawakal kepada Allah SWT. Dalam hal ini Allah SWT berfirman sebagai berikut: “Kemudian apabila kamu telah mmbulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal. (Q.S. Ali ‘Imran, 3:159)
Selain itu Allah SWT juga berfirman yang artinya : “katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”. (Q.S. At-Taubah, 9:51)
Menurut istilah bahasa, tawakal pada Allah berarti berserah diri pada Allah atau menggantungkan diri pada Allah SWT. Sedangkan menurut ajaran islam tawakal pada Allah berarti berserah diri pada qada dan qadar Allah, setelah berusaha(berikhtiar) sekuat mungkin sesuai dengan kwajiban sebagai manusia


 E.    Contoh Qada dan Qadar Allah Swt.

Dalam kehidupan manusia, banyak sekali contoh-contoh peristiwa yang melibatkan qada dan qadar Allah Swt. Berikut ini contoh adanya bukti bahwa qada dan qadar Allah Swt. itu terjadi pada manusia.
1.     Haris adalah seorang murid yang cerdas. Ia jarang belajar dalam jangka waktu yang lama. Ia belajar hanya beberapa menit sebelum waktu ulangan dimulai. Ketika menerima hasil ulangannya ia mendapatkan nilai yang memuaskan.
2.     Ketika kelas VII SMP Zahid adalah siswa yang berprestasi biasa saja. Namun berkat ketekunannya ia mampu mengejar ketertinggalan dari teman-temannya. Akhirnya pada waktu ujian akhir sekolah ia mampu menjadi yang terbaik.
3.    Zidane berusia 13 tahun. Sekarang ia duduk di kelas VII. Kehidupan zidane masih panjang berdasarkan usia hidup rata-rata penduduk Indonesia yaitu sekitar 64 tahun. Menginjak usia yang ke 15, ia menderita sakit keras. Berbagai model pengobatan telah dijalaninya. Namun akhirnya ia meninggal dunia.


F.    Fungsi Beriman Kepada Qada dan Qadar

Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak fungsi (hikmah atau manfaat) yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:

1.     Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian.
Firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 53 yang artinya :
“dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”

2.     Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
Firman Allah SWT dalam QS.Yusuf ayat 87 yang artinya :
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.

3.     Memupuk sifat optimis dan giat bekerja 
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. 
Firaman Allah dalam QS Al- Qashas ayat 77 yang artinya :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

4.     Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Firaman Allah dalam QS. Al-Fajr ayat 27-30 yang artinya :
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku.

5.     Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT
Pencipta alam semesta adalah tuhan Yang Maha Esa , maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana. Keyakinan tersebut dapat mendorong umat manusia (umat islam) untuk melakukan usaha-usaha yang bijaksana, agar menjadi umat (bangsa) yang merdeka dan berdaulat. Kemudian kemerdekaan dan kedaulatan yang di perolehnya itu akan di manfaatkannya secara adil, demi terwujudnya kemakmuran kesejahteraan bersama di dunia dan di akhirat.

6.     Menumbuhkan kesadaran
Menumbuhkan kesadaran  bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan ketentuan – ketentuan Allah SWT (sunatullah) atau hukum alam. Kesadaran yang demikian dapat mendorong umat manusia (umat islam) untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih di bidangnya masing-masing, kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap setiap mahluk Allah seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, barang tambang, dan gas. Sedangkan hasil – hasil penelitiannya di manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi. (lihat dan pelajari Q.S. Almujadalah, 58 : 11)

7.     Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Iman kepada takdir dapat menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini seperti daratan, lautan, angkasa raya, tanah yang subur, tanah yang tandus, dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, serta banjir semata-mata karena kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah SWT. Selain itu, kemahakuasaan dan keadilan Allah SWT akan di tampakkan kepada umat manusia, takkala umat manusia sudah meninggal dunia dan hidup di alam kubur dan alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa, tentu akan memperoleh nikmat kubur dan akan di masukan kesurga, sedangkan manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah dan banyak berbuat dosa, tentu akan memperoleh siksa kubur dan di campakan kedalam neraka jahanam. (lihat dan pelajari Q.S. Ali Imran, 3 : 131 – 133).

8.     Menumbuhkan sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan prilaku tercela
 Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat islam yang bertakwa ) tentu akan memiliki sikap dan prilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan optimis dalm hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan prilaku tercela, seperti: sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup. Mengapa demikian? Coba kamu renungkan jawabannya! (lihat dan pelajari Q.S. Al-Hadid, 57 : 21-24)

9.     Memotivasi
Mendorong umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas hidupnya meningkat, sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Umat manusia (umat islam) jika betul-betul beriman kepada takdir, tentu dalam hidupnya di dunia yang sebenar ini tidak akan berpangku tangan. Mereka akan berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing, sesuai dengan kemampuannya yang telah di usahakan secara maksimal, sehingga menjadi manusia yang paling bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “sebaik-baiknya manusia ialah yang lebih bermanfaat kepada manusia”. (H.R. At-Tabrani).